Edukasippkn.com
– Ada berbagai macam teknik pembelajaran yang menyenangkan baik di dalam
ruangan kelas maupun di luar kelas.
Dalam
kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam
menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat
dibutuhkan.
Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
Dengan pemanfaatan metode yang
efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Proses
belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode
pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.
Berikut
ini akan kami bagikan model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita
kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat
digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok.
Guru
diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari
strategi atau metode lain yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya
tidak ada strategi yang paling ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki
kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada beberapa
faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru),
ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya.
Aplikasi
strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak model strategi PAIKEM
seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan harus dikombinasi antara
satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua strategi atau lebih ini
sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal.
Pemilihan
dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat dan
mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua strategi
atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni, pembelajaran
serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi metode, variasi
strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.
Berikut
ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan langkah-langkah penerapanya :
1. Everyone Is A
Teacher Here (Setiap murid sebagai guru)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Bagikan kertas kepada
setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan
tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang
ingin mereka diskusikan dalam kelas.
· Kumpulkan kertas-kertas
tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing
peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
· Mintalah mereka membaca
dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
· Undang sukarelawan
(volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan
budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap
membaca--tanpa langsung menunjuknya).
· Mintalah dia memberikan
respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut,
kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau
melengkapi jawabannya.
· Berikan apresiasi
(pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar
termotivasi dan tidak takut salah.
· Kembangkan diskusi
secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di
tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk belajar aktif
secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak
takut salah.
2. Writing In Here And
Now (Menulis Pengalaman secara Langsung)
Menulis
dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah
mereka alami.
Langkah-langkah
penerapan strategi ini adalah :
· Guru memilih jenis
pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta didik. Ia bisa berupa
peristiwa masa lampau atau yang akan datang. Guru menginformasikan kepada
peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan
reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan
pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama kali di sini dan
saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan
lebih dramatik dari pada menulis tentang sesuatu di "sana dan
kemudian" atau di masa depan yang jauh.
· Guru memerintahkan
peserta didik untuk menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah
dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang
sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik
untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.
· Guru memberikan waktu
yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru.
Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka untuk membacakan tentang
refleksinya.
· Guru mendiskusikan
hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
3. Reading Aloud (Metode
Membaca dengan Keras)
Membaca
suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian
secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi.
Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu
kelompok yang kohesif.
Prosedur
dari strategi ini adalah sebagai berikut :
· Guru memilih sebuah
teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras, misalnya tentang manasik
haji. Guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 500
kata.
· Guru menjelaskan teks
itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau
masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.
· Guru membagi bacaan
teks itu dengan alinea-¬alinea atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh
sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.
· Ketika bacaan-bacaan
tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin
tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan
contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta
didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan
menguji apa yang ada dalam teks tersebut.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Catatan :
Ketiga
contoh strategi di atas bertujuan untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif
secara individu. Sedangkan contoh berikutnya lebih memotivasi belajar aktif
bersama, cooperative learning.
4. The Power Of Two
& Four (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Tetapkan satu
masalah/pertanyaan terkait dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan
pembelajaran.
· Beri kesempatan pada
peserta untuk berpikir sejenak tentang masalah tersebut.
· Bagikan kertas pada
tiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan masalah/ jawaban (secara mandiri)
lalu periksalah hasil kerjanya.
· Perintahkan peserta
didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban masalah
tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.
· Peserta didik membuat
jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua, lalu
· Selanjutnya perintahkan
peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan berdiskusi lalu bersepakat
mencari jawaban terbaik, lalu periksalah hasil kerjanya.
· Jawaban bisa ditulis
dalam kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan memastikan setiap kelompok
telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya menjawab masalah yang dicari.
· Guru mengemukakan
penjelasan dan solusi atas permasalahan yang didiskusikan tadi.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan
kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
5. Information Search (Mencari
Informasi)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Tersedia referensi
terkait topik pembelajaran tertentu sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan
pembelajaran. (misalnya: hakikat manusia dalam Islam).
· Guru menyusun
kompetensi dari topik tersebut.
· Mampu mengidentifikasi
karakter manusia Muslim kaffah.
· Guru membuat pertanyaan
untuk memperoleh kompetensi tersebut.
· Carilah ayat dan Hadis
terkait.
· Bagi kelas dalam
kelompok kecil (maksimal 3 orang).
· Peserta ditugasi
mencari bahan di perpustakaan/warnet yang sudah diketahui oleh guru bahwa bahan
tersebut benar-benar ada.
· Setelah peserta mencari
dan kembali ke kelas, guru membantu dengan cara membagi referensi kepada
mereka.
· Peserta diminta mencari
jawaban dalam referensi tersebut yang dibatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh
guru.
· Hasilnya didiskusikan
bersama seluruh kelas.
· Guru menjelaskan materi
pelajaran terkait dengan topik tersebut.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan
suatu ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.
6. Point- Counter Point
(Beradu pandangan sesuai perspektif tertentu)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Pilih satu topik yang
mempunyai dua perspektif (pandangan) atau lebih.
· Bagi kelas menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan perspektif (pandangan yang ada).
· Pastikan bahwa
masing-masing kelompok duduk pada tempat yang terpisah.
· Mintalah masing-masing
kelompok untuk menyiapkan argumen sesuai dengan perspektif kelompoknya.
· Pertemukan kembali
masing-masing kelompok dan beri kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk
memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok.
· Undang anggota kelompok
lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda. Demikian seterusnya.
· Beri klarifikasi atau
kesimpulan dengan membandingkan isu-isu yang anda amati.
Tujuan
penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat
sesuai dengan posisi yang diperankan.
7. Reading Guide (Bacaan
terbimbing)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Tentukan bacaan yang
akan dipelajari.
· Buatlah
pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta atau kisi-kisi dan boleh
juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah
dipilih tadi.
· Bagikan bahan bacaan
dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta.
· Tugas peserta adalah
mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi
yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.
· Bahas pertanyaan atau
kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta.
· Pada akhir
pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus
dalam memahami suatu materi pokok.
8. Active Debate (Debat
aktif)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Kembangkan suatu
pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau isu kontroversial dalam
suatu topik yang relevan dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
· Bagi kelas menjadi dua
kelompok; tugaskan mereka pada posisi “pro” satu kelompok, dan posisi “kontra”
pada kelompok lainnya.
· Minta setiap kelompok
untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan
posisi duduk saling berhadapan.
· Awali “debat” ini
dengan meminta masing-masing juru bicara untuk mengemukakan pandangannya secara
bergantian.
· Setelah itu, juru
bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta pendapat guna mengatur
strategi untuk membuat bantahan pada kelompok lainnya.
· Apabila dirasa cukup,
maka hentikan debat ini (pada saat puncak perdebatan) dengan tetap menyisakan
waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta
memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat.
9. Index Card Match (Mencari
jodoh/pasangan kartu)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Buatlah
potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut
dibagi menjadi dua kelompok.
· Tulis pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah
dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.
· Pada potongan kertas
yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
· Kocoklah semua kertas
tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
· Bagikan setiap peserta
satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian
peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
· Mintalah peserta untuk
mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka
untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang
mereka dapatkan kepada teman yang lain.
· Setelah semua peserta
menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara
bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman
lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian
seterusnya.
· Akhiri proses ini
dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan
lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
10. Jigsaw Learning (Belajar
melalui tukar delegasi antar kelompok/ Tim ahli)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Pilih materi
pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).
· Bagilah peserta menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta 25
sedang jumlah segmen yang ada ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang.
· Setiap kelompok
mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan
materi pembelajaran yang berbeda.
· Setiap kelompok
mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah
mereka pelajari di kelompoknya.
· Kembalikan suasana
kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang
tidak terpecahkan dalam kelompok.
· Berilah peserta didik
pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa
berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan
tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.
11. Role Play (Bermain
Peran)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Menetapkan topik :
(Konflik interpersonal, Konflik antar golongan, Perbedaan pendapat/perspektif,
dll.
· Tunjuk dua orang
siswa/peserta didik maju ke depan untuk memerankan karakter tertentu: 10 -15
menit.
· Mintalah keduanya untuk
bertukar peran.
· Hentikan role play
apabila telah mencapai puncak tinggi/dirasa sudah cukup.
· Pada saat kedua
siswa/peserta didik memerankan karakter tertentu di muka kelas, siswa/peserta
didik lainya diminta untuk mengamati dan menuliskan tanggapan mereka.
· Guru melakukan
kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
· Tujuan penerapan metode
ini adalah :
· Memberikan pengalaman
kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
· Mengilustrasikan
prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
· Menumbuhkan kepekaan
terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
· Menyiapkan/menyediakan
dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
· Menumbuhkan minat dan
motivasi belajar siswa/peserta didik.
· Menyediakan sarana
untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.
12. Debat Berantai
Langkah-langkah
Penerapan :
· Peserta didik dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil.
· Masing-masing kelompok
ditunjuk koordinator untuk menulis.
· Mereka diberi konsep
atau gagasan yang mengundang pro-kontra.
· Masing-masing kelompok
memberikan pendapatnya dengan cara : Koordinator mengatur posisi duduk
melingkar, Setiap anggota kelompok menyampaikan ide setuju dengan alasannya,
bergantian anggota yang lain tidak setuju dengan alasannya, Pada putaran kedua,
anggota yang tadi setuju berganti menyampaikan ide tidak setuju disertai
alasan, sementara yang tidak setuju berganti menyampaikan setuju disertai
alasannya, demikian hingga semua anggota selesai menyampaikan pendapat
bebasnya.
· Guru meminta siswa
secara sukarela maju ke depan untuk menuliskan alasan yang setuju dan tidak
setuju dari masing-masing kelompok tadi.
· Guru menyimpulkan dan
melakukan refleksi serta tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk menggali kemampuan peserta didik agar bisa
memberikan argumentasi (reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya
tidak berpikir ekstrem dalam menyikapi suatu masalah.
13. Listening Team (Tim
Pendengar)
Strategi
ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta didik dengan membagi peserta
didik secara berkelompok dan memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing
kelompok tersebut.
Strategi
ini dapat dibuat dengan prosedur sebagai berikut :
· Peserta didik dibagi ke
dalam empat kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran dan tugas
sendiri-sendiri. Kelompok 1 (sebagai kelompok penanya) bertugas membuat
pertanyaan yang didasarkan pada materi yang telah disampaikan oleh guru.
Kelompok 2 (sebagai kelompok setuju) bertugas menyatakan poin-poin mana yang
disepakati dan menjelaskan alasannya. Kelompok 3 (sebagai kelompok tidak
setuju) bertugas mengomentari poin mana yang tidak disetujui dan menjelaskan
alasannya. Kelompok 4 (sebagai pembuat contoh) bertugas membuat contoh atau
aplikasi materi yang baru disampaikan oleh guru.
· Guru menyampaikan
materi pelajaran. Setelah selesai, kelompok-kelompok tersebut diberi waktu
untuk melaksanakan tugas sesuai dengan yang ditetapkan. Tugas guru memberikan
pengarahan dan pendampingan agar empat kelompok tersebut mengemukakan tugasnya
dengan baik. Selain itu, guru juga memberikan komentar dan meluruskan jika ada
pendapat kelompok yang menyimpang terlalu jauh dari materi pelajaran.
· Guru melakukan klarifikasi,
kesimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar
kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih efektif.
14. Team Quiz (Pertanyaan
Kelompok)
Prosedur
metode ini adalah sebagai berikut :
· Guru memilih topik yang
dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya tentang pernikahan dan
perceraian dalam Islam.
· Guru membagi peserta
didik menjadi tiga kelompok.
· Guru menjelaskan bentuk
sesinya dan memulai presentasi. Guru membatasi presentasi sampai 10 menit atau
kurang.
· Guru meminta tim A
menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini tidak memakan waktu lebih
dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau
lagi catatan mereka.
· Tim A menguji anggota
tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
· Tim A melanjutkan ke
pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C, dan mengulangi proses yang sarna.
· Ketika quiz selesai,
guru melanjutkan pada bagian kedua pelajaran, dan menunjuk Tim B sebagai
pemimpin quiz.
· Setelah Tim B
menyelesaikan ujian tersebut, guru melanjutkan pada bagian ketiga dan
menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.
Tujuan
penerapan metode Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan tanggungjawab
peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan
dan tidak menakutkan.
15. Small Group
Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok kecil (misal: maksimal 5 murid).
· Setiap kelompok
menyepakati ketua dan sekretaris kelompok.
· Guru menyiapkan lembar
kerja (LK) berisi soal studi kasus/permasalahan untuk dipecahkan siswa sesuai
dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
· Guru menginstruksikan
setiap kelompok untuk mendiskusikan soal studi kasus/permasalahan tersebut.
· Setiap kelompok
melaksanakan diskusi secara intensif.
· Guru mendampingi,
memeriksa dan memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam
diskusi.
· Guru mengelola jalannya
diskusi dengan manajemen waktu yang tersedia.
· Guru menginstruksikan
setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya
dalam forum kelas secara bergantian dan urut.
· Guru melakukan
klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
· Tujuan penerapan metode
ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait
materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
16. Card Sort (menyortir
kartu)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Guru menyiapkan kartu
berisi tentang materi pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan
pembelajaran. (Catatan: @perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di
kelas. @Isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian).
· Seluruh kartu
diacak/dikocok agar campur.
· Bagikan kartu kepada
murid dan pastikan masing memperoleh satu (boleh dua).
· Perintahkan setiap
murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada kawan
sekelasnya.
· Setelah kartu induk
beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan masing-masing membentuk
kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut.
· Lakukan koreksi bersama
setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
· Mintalah salah satu
penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian
mintalah komentar dari kelompok lainnya.
· Berikan apresiasi
setiap hasil kerja murid.
· Lakukan klarifikasi,
penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan
: Mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam
belajar.
17. Gallery Walk (Pameran
berjalan)
Langkah-langkah
Penerapan :
· Peserta didik dibagi
dalam beberapa kelompok.
· Guru menentukan suatu
topik terkait materi pembelajaran untuk bahan diskusi.
· Setiap kelompok
melakukan tugas diskusi yang dibimbing guru.
· Hasil diskusi
dituangkan pada kertas plano/ flip cart.
· Hasil kerja kelompok
ditempel di atas dinding (diberi jarak antar kelompok).
· Setiap kelompok
berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.
· Salah satu wakil
kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
· Koreksi/review
bersama-sama.
· Klarifikasi dan
penyimpulan.
Tujuan
penerapan metode ini: Membangun kerjasama kelompok (Cooperative learning) dan
saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.
18. Jeopardy Game
Jeopardy
game berarti permainan jeopardy. Permainan ini digunakan untuk kelas dengan
satukomputer untuk memudahkan terciptanya pembelajaran aktid dan interaktif.
Permainan
Jeopardy adalah permainan dimana pemain diberi jawaban dan harus mencari dan
memberikan pertanyaan. Permainan ini hampir mirip dengan quiz. Hanya saja,
permainan jeopardy ini didisain dalam sebuah program. Permainan ini dirancang
dengan sedemikian rupa, dan untuk merangsang gairah belajar siswa, setiap
pertanyaan yang berhasil dijawab diberi harga. Makin sulit pertanyaan, makin
tinggi nilai yang diberikan.
Aturan
permainan :
· Semua pertanyaan
diperebutkan. Tim yang berhak menjawab adalah yang tercepat tunjuk tangan dan
sudah dipersilahkan fasilitator.
· Setiap tim harus
memilih satu anggota sebagai juru bicara untuk menjawab. Jawaban dari selain
juru biacara dianggap tidak sah, dan boleh direbut tim lain.
· Apabila ada kategori
yang dijawab salah oleh suatu tim, kategori tersebut diperebutkan kembali.
· Setiap anggota tim
diperbolehkan tunjuk tangan.
· Setiap tim yang
berhasil menjawab dengan benar menunjukkan yel-yel, dan berhak memilih kategori
selanjutnya.
· Keputusan juri bersifat
mutlak, tidak dapat diganggu gugat.
19. Strategi Ceramah
Plus (Ceramah Bervariasi/ ceramah interaktif)
Metode
ceramah (melulu ceramah) adalah metode yang paling disuka dan banyak digunakan
guru dalam proses pembelajaran di kelas, karena dianggap paling mudah dan
praktis dilaksanakan. Meskipun metode ceramah memiliki kelebihan, mari kita
melakukan refleksi terhadap kelemahan metode ceramah dan kemudian kita
maksimalkan penerapannya sehingga menjadi ”metode ceramah plus” atau “ Ceramah
bervariasi”.
Beberapa
Kelemahan Metode Ceramah :
·
Bersifat
monoton (tidak variatif).
·
Cepat
Membosankan.
·
Siswa
tidak aktif.
·
Informasi
hanya satu arah.
·
Feed
back (umpan balik) relatif rendah.
·
Terlalu
menggurui dan dirasa melelahkan siswa.
·
Kurang
melekat pada ingatan siswa (short term memory).
·
Kurang
terkendali, baik waktu maupun materi.
·
Kurang
mengembangkan kreatifitas siswa.
·
Menjadikan
siswa hanya sebagai objek didik.
·
Kurang
merangsang siswa untuk membaca.
Saran
memaksimalkan metode ceramah :
a.
Membangun minat siswa : awali dengan
cerita atau gambar/ ilustrasi menarik.
· Ajukan kasus atau masalah.
· Ajukan pertanyaan
b.
Maksimalkan pemahaman dan ingatan/kesan
siswa :
· Berikan kata-kata
kunci.
· Beri contoh dan
analogi.
· Gunakan multimedia
visual/ Audio visual atau media lainnya.
c.
Melibatkan siswa :
· Beri kesempatan siswa
menjawab pertanyaan dan memberi contoh.
· Selingi penyajian
dengan aktivitas singkat (kondisional)
d.
Memperkuat pembelajaran :
· Terapkan materi
pembelajaran pada masalah
· Minta siswa mengkaji
ulang materi yg disampaikan.
20. Billboard Ranking
Banyak
materi belajar tidak mencakup isi yang berupa pernyataan yang benar atau salah.
Misalnya pembahasan tentang hikmah-hikmah shalat, haji atau zakat. Uraian
tentang hal itu sangat terbuka bagi siapapun untuk menambah atau menguranginya
dengan memberikan argumentasi yang tepat. Ketika nilai, opini, ide, dan
preferensi menyinggung topik yang sedang Anda ajarkan, aktivitas ini dapat
digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Prosedur
:
· Kelompokkan peserta
didik menjadi beberapa grup yang terdiri empat sampai enam peserta.
· Berilah peserta didik
daftar yang sama, misalnya : Hikmah-hikmah shalat, Hikmah-hikmah zakat,
Hikmah-hikmah haji, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani Umayah, Sebab-sebab
keruntuhan dinasti Bani Abbas.
· Berilah setiap grup
kertas Post-it. Mintalah mereka menulis setiap item di atas daftar di lembaran
terpisah.
· Berikutnya minta setiap
grup untuk memilah-milah lembaran-lembaran sehingga point-pont terpenting yang
mereka pilih ada di puncak dan sisanya berada urutan pada berikutnya secara
berranking.
· Buatlah "papan
pengumuman" di mana setiap grup dapat memamerkan pilihan urutan
rangkingnya. (catatan Post-it dapat dipindahkan ke papan tulis, flip chart,
atau lembaran kertas yang lebar).
· Bandingkan dan
kontraskan dengan ranking lintas grup yang sekarang dipamerkan secara visual.
· Aktivitas ini dapat
digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Variasi
:
· Usahakan mencapai
konsensus seluruh kelas.
· Perintahkan peserta
didik untuk menginterview anggota kelompok yang mempunyai ranking berbeda dari
miliknya.
21. Critical Incident
Metode
ini digunakan untuk memulai pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan siswa
sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Critical incident dapat diartikan
sebagai kejadian penting, pengalaman yang membekas dalam ingatan. Belajar
dengan menggunakan metode ini bertujuan untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran dengan merefleksikan pengalaman mereka.
Prosedur
:
· Sampaikan kepada siswa,
topic atau materi yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
· Beri mereka waktu
beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman penting mereka yang tidak
terlupakan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
· Tanyakan pengalaman
penting apa yang mereka alami baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan,
dsb.
· Selanjutnya sampaikan
materi pelajaran dengan cara mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan
materi tersebut.
· Metode ini tepat
digunakan untuk materi-materi dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang terkait
dengan akhlak, akidah, maupun ibadah. Misalnya dalam materi akhlak kepada
sesama, guru bisa menyakan pengalaman para siswa yang berkesan dalam pergaulan
mereka dengan orang tua, dengan tetangga, atau dengan teman-temannya. Dari
pengalaman yang disampaikan oleh siswa guru bisa menjelaskan mana akhlak yang
terpuji, dan mana akhlak yang tercela.
Variasi
:
Untuk
lebih efektif dan memberi kesan kepada siswa, guru merubah posisi duduk menjadi
sebuah lingkaran, sehingga terjdi komunikasi interarktif antarasiswa dengan
guru dan dengan sesama siswa.
22. Snowballing (Bola
Salju 1-2-4-8-16- dst)
Metode
ini diawali dengan melakukan aktivitas baik itu kegiatan mengamati maupun
membaca yang dilakukan secara individu. Kegiatan perorangan ini kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua orang
berkembang menjadi empat orang, delapan orang, enam belas orang, dan seterusnya
hingga berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas. Metode ini
memiliki prosedur penerapan sebagai berikut :
·
Kemukakan
sebuah masalah
·
Mintalah
setiap siswa untuk berpendapat
·
Setelah
semua menjawab, minta kembali kepada siswa untuk berpasangan (setiap pasangan
terdiri atas 2 orang). Satu sama lain saling bertukar jawaban dan membahasnya.
·
Apabila
setiap pasangan selesai membahas, mintalah tiap-tiap pasangan itu untuk
mendiskusikannya dengan pasangan yang lain. Demikian seterusnya sampai
terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas.
·
Setelah
terbentuk 2 kelompok besar, mintalah kepada kedua kelompok itu untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Perlengkapan
:
Ada
beberapa perlengkapan yang harus disiapkan guru diantaranya adalah :
·
Kertas
plano minimal 2 lembar, yakni untuk 2 kelompok besar.
·
Spidol
besar buah.
·
Alat
rekat (solasi/lakban kertas)
23. Poster Comment
Metode
ini bertujuan untuk menstumulasi dan meningkatkan kreatifitas dan mendorong
penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan. Dalam metode ini siswa didorong
untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster.
Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :
·
Pilihlah
sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan
dibahas.
·
Mintalah
siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut.
·
Mintalah
mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan
komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut.
·
Siswa
diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau
poster tersebut.
·
Gambar
yang dipilih hendaknya juga memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan
yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.
Perlengkapan
:
·
Sebuah
poster atau sejumlah kelompok.
·
Poster-poster
tersebut sesuai dengan topik yang akan dibahas.
·
Solasi/lakban
plastik
Demikian
beberapa macam-macam teknik pembelajaran yang menyenangkan. Semoga bermanfaat
bagi kita semua.
0 Response to "Macam-macam Contoh Metode / Teknik Pembelajaran Yang Menyenangkan Bagi Siswa"
Posting Komentar