Edukasippkn.com
- Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki karakteristik atau ciri
khas tersendiri yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Kelahiran bangsa
Indonesia didukung oleh banyak faktor. Kalau faktor-faktor tersebut
dikelompokkan, maka ada dua kelompok besar, antara lain : (1) kelompok Faktor
Obyektif, yaitu meliputi faktor ekologis, faktor geografis dan faktor
demografis. Dalam kehidupan nasional kelompok ini dikategorikan pada aspek
alamiah; dan (2) kelompok Faktor Subyektif, yakni faktor-faktor yang di
dalamnya terdapat faktor sejarah, sosial, politik dan kebudayaan. Dalam
kehidupan nasional faktor-faktor ini dikategorikan pada aspek sosial (Kaelan,
2012 : 230)
1.
Faktor obyektif atau aspek alamiah sebagai pembentuk jati diri bangsa
Indonesia, terdiri atas :
a.
Secara
geografis Indonesia dapat di lihat dari dua aspek yaitu : aspek posisi
geografis dan aspek kondisi geografis. Ditinjau dari lokasi geografisnya negara
Indonesia terletak pada posisi silang dunia yaitu berada di antara dua benua
yakni benua Asia (di belahan Utara) dan benua Australia ( di belahan Selatan);
dan juga berada di antara dua samudra yaitu samudera Pasifik (di belahan Utara)
dan samudera Hindia (di belahan Selatan). Keberadaan tersebut menjadikan negara
Indonesia sebagai pusat lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing yang terbuka
lebar setiap saat dari segala penjuru dengan segala manfaat dan konsekuensinya.
Dengan posisi geografis seperti itu, bangsa Indonesia menyebutnya dengan
“Indrajaya”, yaitu Indonesia (Ind) Raya (ra) di Tengah Jalan (ja) Raya (jaya)
Dunia. Ditinjau dari kondisi geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan
(archipilego state) karena tidak memisahkan antara wilayah daratan dengan
wilayah lautnya. Indonesia memandang keduanya (tanah dan air) sebagai satu
kesatuan wilayah yang utuh dan bulat. Oleh karena itu, bangsa Indonesia
menyebut negaranya dengan sebutan Tanah Air, Ibu Pertiwi, Tanah Tumpah Darah
dan sebagaimya.
b.
Faktor
ekologis, negara Indonesia beriklim tropis. Hal ini sebagai akibat adanya
pengaruh posisi geografis Indonesia yang berada pada lintang garis katulistiwa.
Posisi ini mengakibatkan Indonesia memiliki dua musim yakni : musim hujan dan
musim kemarau. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada pada posisi 6°
LU – 11° LS dan 95°° BT - 141° BT. Kondisi seperti ini mengakibatkan banyak
wisatawan asing senang datang ke Indonesia, karena di Indonesia mereka dapat
melihat dan merasakan sinar matahari hampir setiap hari sepanjang tahun, sementara
hal tersebut tidak pernah bisa mereka nikmati di negara asalnya. Semua itu
merupakan faktor yang ikut mempengaruhi perkembangan demografis, ekonomi,
sosial dan juga kultur bangsa Indonesia.
2.
Faktor subyektif atau aspek sosial, yang meliputi politik, ekonomi, budaya dan
pertahanan keamanan. Faktor subyektif ini sangat dipengaruhi faktor obyektif
atau aspek alamiah terutama posisi geografis.
Wilayah
Indonesia yang berada pada posisi silang dunia menjadi pusat lalu lintas
kekuatan kekuatan dunia berpengaruh kuat pada aspek sosial. Pengaruh asing yang
terbuka lebar setiap saat dan dari segala penjuru dunia telah menjadikan
kehidupan bangsa Indonesia seperti sekarang ini. Budaya, adat maupun kebiasaan-kebiasaan
yang di bawa oleh mereka yang masuk ke Indonesia akan mengakibatkan terjadinya
proses akulturasi maupun asimilasi dengan budaya setempat. Melalui proses
akulturasi dan asimilasi budaya tersebut, yang terjadi pada bangsa Indonesia
kemudian mewujud dalam kebhinnekaan. Bertemunya keudayaan yang berbeda melalui
proses akulturasi dan asimilasi dapat menciptakan kedamaian tanpa terjadi
kekerasan.
Perjalanan
sejarah bangsa Indonesia juga menjadi faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat, bangsa serta identitas nasional Indonesia. Interaksi
yang terjadi antar faktor-faktor yang ada tersebut di atas melahirkan
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia beserta dengan identitasnya seperti
sekarang ini.
Muh.
Yamin ( dalam Kaelan. 2012 : 101) menjelaskan bahwa berdirinya negara
kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perjalanan sejarahnya, yaitu
sejak adanya kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Lebih lanjut dijelaskan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui
tiga fase, yakni : fase pertama, yang dimasukkan pada fase ini adalah jaman
pada saat berdirinya kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berkedudukan di Provinsi
Sumatera Selatan, tepatnya di Kota Palembang yang berada di bawah wangsa
Syailendra. Pada saat itu negara kebangsaan Sriwijaya bercirikan kedatuan; fase
kedua : pada zaman kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Jawa Timur tepatnya
di Kabupaten Mojokerto. Negara kebangsaan yang ada pada zaman Majapahit ini
bercirikan keprabuan. Kedua negara kebangsaan (Sriwijaya dan Majapahit)
tersebut dikategorikan sebagai negara kebangsaan Indonesia lama; dan fase
ketiga : yaitu negara kebangsaan modern, yakni negara Indonesia merdeka yang
diproklamasikan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indoneia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dari
perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang diuraikan tersebut di atas menunjukkan
bahwa negara Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup
panjang, sehingga terjalin adanya suatu ikatan batin yang begitu kuat di antara
anggota masyarakatnya menjadi sebuah bangsa. Kemudian memilih mendirikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan tujuan maupun cita-cita bersama.
Dalam proses menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini, ada
berbagai elemen pembentuknya, yang tersusun atas berbagai macam faktor khas,
unik dan berbeda-beda secara etnik, geografis, kultural maupun ciri-ciri
primordial lainnya.
Suryo
(2002) yang mengutip pendapatnya Robert de Ventos, mengemukakan bahwa identitas
nasional terbentuk dari interaksi historis yang terjadi antar beberapa faktor,
antara lain : fator primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor
reaktif. 1) Faktor primer, terdiri atas etnisitas, teritorial, bahasa , agama
dan sejenisnya. Bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis,
bahasa, agama, wilayah maupun bahasa daerah, namun merupakan satu kesatuan
dengan kekhasannya masing-masing. Perbedaan yang dimiliki masing-masing
merupakan ciri khas masing-
masing
kelompok yang ada menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama menjadi
sebuah bangsa yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan yang dibentuk tidak
menghilangkan keanekaragaman yang ada sebelumnya. Hal inilah yang disebut
dengan “Bhinneka Tunggal Ika”
2)
Faktor pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, adanya
angkatan bersenjata dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara. Suatu
negara menjadikan kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta pembangunan
yang dilakukan bangsa dan negara sebagai identitas nasional yang bersifat
dinamis. Bagi bangsa Indonesia, identitas nasionalnya sangat ditentukan oleh
prestasi dan kemampuan untuk melaksanakan pembangunan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia. Untuk dapat melakukan pembangunan dan memperoleh
prestasi, bangsa Indonesia harus selalu meningkatkan persatuan dan kesatuan
serta adanya kesamaan pandangan dan langkah untuk melakukan pembangunan.
3)
Faktor Penarik, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Dalam kaitan
ini, bangsa Indonesia telah menjadikan unsur bahasa menjadi bahasa persatuan.
Dengan demikian bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia telah sepakat untuk memilih bahasa Melayu menjadi
bahasa nasional, bahasa yang digunakan dalam forum-forum resmi dalam melakukan
komunikasi antar etnis yang berbeda. Meskipun masing-masing etnis memiliki
bahasa daerah yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari antar sesama
anggota masyarakat daerahnya. Dalam hal yang terkait dengan pendidikan nasional
maupun birokrasi, telah dikembangkan dan bahkan terus diupayakan untuk dikembangkan
sesuai dengan kesepakatan bersama.
4)
Faktor reaktif, yang meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternative melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indoensia yang memiliki
sejarah yang cukup panjang sebagai bangsa terjajah yakni selama ± 350 tahun
dijajah Belanda, sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif melalui memori
kolektif rakyat Indonesia. Penderiaan, kesengsaraan hidup yang dialami rakyat
pada saat dijajah, serta semangat bersama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan
merupakan factor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.
Dimilikinya semangat perjuangan, dan adanya kerelaan berkorban untuk menegakkan
kebenaran menjadi identitas yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan Negara Indonesia.
Proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia telah berkembang sejak sebelum
bangsa Indonesia merdeka. Dan bahkan pada saat masih ada di bawah tekanan
penjajah, bangsa Indonesia lebih intens melakukan interaksi yang tercakup ke dalam
empat faktor sebagaimana disebutkan di atas. Proses interaksi dari semua faktor
yang ada kemudian terbentuk menjadi karakter bangsa yang tersimpul sebagai
indentitas nasional. Pencarian identitas nasional sebetulnya sangat terkait
erat dengan dan melekat di dalam perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia
sendiri. Bangsa Indonesia di bangun dengan memadukan unsur-unsur masyarakat
lama (zaman kerajaan) dan negara dengan prinsip nasionalisme modern menjadi
satu kesatuan bangsa. Dengan demikian, pembentukan identitas nasional Indonesia
terkait erat dengan unsur-unsur yang lain, seperti : sosial, ekonomi, budaya,
etnis, agama, geografis. Semuanya itu terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang, dan menjadi identitas serta jati diri bangsa Indonesia yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain.
0 Response to "Faktor Pendukung Kelahiran Bangsa Indonesia"
Posting Komentar