Perilaku budaya demokratis adalah perilaku warga
negara yang dilandasi oleh prinsip-prinsip demokrasi. Demokrasi tidak hanya
dalam bentuk pemerintahan negara, melainkan juga dijadikan pedoman hidup
sehari-hari oleh warga negara.
Dari peleburan kedua hal tersebut maka akan tercipta
masyarakat demokratis dalam suatu negara demokrasi. Bangsa Indonesia memiliki
kewajiban untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi.
Hal tersebut haruslah menjadi komitmen untuk
dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat agar demokrasi yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 berjalan langgeng. Di samping itu, kontrol sosial
masyarakat juga dibutuhkan untuk mengawasi agar proses demokrasi tidak
menyimpang dalam pelaksanaannya.
Hal lainnya yang perlu dikembangkan dalam masyarakat
Indonesia adalah semangat kekeluargaan, gotong royong, kebersamaan, dan
musyawarah untuk mufakat. Hal-hal tersebut dapat diterapkan di berbagai
lingkungan sosial, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, sampai
lingkungan bangsa dan negara.
1.
Di Lingkungan Keluarga
Perilaku demokrasi, yang tercermin dalam budaya
musyawarah untuk memecahkan berbagai masalah, sangatlah dibutuhkan dalam sebuah
keluarga. Kepala keluarga harus dapat menampung aspirasi dari anggota
keluarganya untuk mencapai kata mufakat demi kepentingan seluruh anggota
keluarga. Manfaat musyawarah dalam lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Semua anggota keluarga merasa memiliki peranan atau arti yang sama.
b. Semua anggota keluarga merasa dilibatkan dan tidak ada yang merasa ditinggalkan.
c. Tanggung jawab atas keputusan bersama ditanggung semua anggota keluarga.
d. Semangat keterbukaan dan kebersamaan dalam keluarga semakin kokoh.
2.
Di Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, di mana pelaku-pelakunya
lebih kompleks, perilaku demokrasi sangat diperlukan untuk menjaga persatuan
dan kesatuan penghuninya. Beberapa perilaku demokrasi yang dapat diterapkan di
lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap orang lain, baik diskriminatif
terhadap suku, budaya, ras, atau agama tertentu. Kepala keluarga harus dapat
menampung aspirasi dari anggota keluarganya untuk mencapai kata mufakat demi
kepentingan seluruh anggota keluarga. Di lingkungan sekolah, perilaku demokrasi
sangat diperlukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan penghuninya. Misalnya,
tidak menjelek-jelekkan penganut agama lain ataupun memusuhi teman yang tidak
berasal dari satu suku.
b. Dalam menyelesaikan masalah, budaya musyawarah yang melibatkan semua pihak
harus diutamakan untuk mencapai mufakat. Misalnya, musyawarah untuk mufakat
dapat digunakan dalam pemilihan pengurus kelas atau OSIS.
c. Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada, apapun keputusannya. Misalnya,
kita harus berbesar hati menerima hasil keputusan dalam suatu rapat kelas
meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita.
d. Menghargai pendapat orang lain yang berbeda terhadap sesuatu hal.
Misalnya, memberi waktu dan kesempatan kepada semua peserta musyawarah di sekolah
untuk menyalurkan aspirasinya.
3.
Di Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat, anggota masyarakat
dituntut untuk menerapkan perilaku demokrasi agar tujuan mewujudkan
kesejahteraan bersama dapat tercapai. Oleh sebab
itu, setiap anggota masyarakat hendaknya selalu memerhatikan, mempertimbangkan,
dan memikirkan kepentingan orang lain ataupun kepentingan bersama dalam segala
tindakannya.
Apabila setiap anggota masyarakat dapat menerapkan
perilaku seperti itu, kemungkinan terjadinya perselisihan, konflik, ataupun
perpecahan di dalam masyarakat dapat dihindari.
Budaya musyawarah untuk mufakat juga sangat
dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat agar masalah-masalah kemasyarakatan
dapat diselesaikan dengan baik. Budaya musyawarah dapat diterapkan dalam
penetapan program-program pengembangan masyarakat atau lingkungan. Pemilihan
ketua RT atau RW pun dapat dilakukan melalui budaya pemungutan suara (voting)
secara sederhana.
4.
Di Lingkungan Bangsa dan Negara
Pelaksanaan pemilu sering disebut sebagai pesta
demokrasi rakyat untuk membentuk pemerintahan yang demokratis. Oleh karena itu,
dengan adanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam pelaksanaan pemilu,
berarti masyarakat telah berperilaku untuk mendukung tegaknya prinsip-prinsip
demokrasi.
Dalam pesta demokrasi, partisipasi masyarakat tidak
hanya berhenti pada memilih wakil rakyat saja, tetapi harus dilanjutkan dengan
mengawasi secara aktif kinerja para wakil rakyat tersebut.
Dengan demikian, diharapkan proses demokrasi berjalan sesuai harapan yang
diinginkan. Para wakil rakyat yang terpilih pun memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan budaya demokrasi dalam lingkup kerjanya. Mereka harus menerapkan
prinsip-prinsip demokrasi di antara sesama wakil rakyat.
Apabila perilaku tersebut dapat dijalankan dengan
benar, maka pertikaian, konflik, atau perpecahan di kalangan wakil rakyat dapat
dicegah. Hasilnya, para wakil rakyat akan memiliki satu tujuan yang sama, yaitu
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur di segala bidang.
0 Response to "Penerapan Perilaku Budaya Demokrasi"
Posting Komentar