Edukasippkn.com
- Perilaku sebagian ciri pubertas ini ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan.
Sikap
pubertas yang paling menonjol antara lain adalah sikap tidak tenang dan tidak
menentu, hal yang dahulu menarik sekarang tidak lagi; adanya penentangan terhadap
orang lain, pertentangan tertuju pada orang dewasa atau orang yang lebih
berkuasa; adanya sikap negatif yaitu kurang hati-hati, gemar membicarakan orang
lian, cepat tersinggung, mudah curiga dan sebagainya.
Perasaan
pubertas yang sangat menonjol antara lain adalah rasa sedih, yaitu ingin
menangis dan marah meskipun penyebabnya “remeh”, memusuhi jenis kelamin lain;
adanya rasa bosan terhadap permainan yang pernah disenanginya. Hal perasaan
lain yang tampak adalah keinginan untuk menyendiri dan senang melamun tentang
dirinya.
Perbuatan-perbuatan
yang sering tampak antara lain terlihat enggan bekerja, tampak selalu lelah,
kadang-kadang perilakunya “tidak sopan”. Secara rinci perkembangan sosial dan
emosional dapat dijelaskan
sebagai berikut.
(1) Pada masa ini perasaan remaja sangat peka
Remaja
mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya. Keadaan
semacam ini diistilahkan sebagai “storm and stress” Tidak aneh lagi bagi orang
yang mengerti kalau melihat sikap dan sifat remaja yang sesekali sangat
bergairah dalam bekerja, tiba-tiba berganti lesu; kegembiraan yang meledak
bertukar dengan rasa sedih yang sangat, rasa yakin diri berganti rasa ragu diri
yang berlebihan. Termasuk dalam pendidikan dan laporan kerja tidak dapat
direncanakan dan ditentukannya. Lebih-lebih dalam persahabatanya dan “cinta”,
rasa persahabat sering bertukar menjadi senang, ketertarikan pada lain jenis
suka “loncat-loncatan” atau “cinta – monyet”.
(2) Perkembangan
sikap dan moral
Perkembangan
sikap dan moral yang menonjol
terutama menjelang akhir masa remaja. Organ–organ seks yang
telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seks. Ada dorongan–dorongan
seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu, sehingga kadang-kadang dinilai
oleh masyarakat tidak sopan. Tambahan pula, ada keberanian mereka menonjolkan
“sex appeal” serta keberanian dalam pergaulan dan “menyerempet “ bahaya. Dari
keadaan tersebut itulah kemudian sering timbul masalah dengan orang tua atau
orang dewasa lainya.
(3) Konflik orang tua
– remaja
Masa
awal remaja adalah suatu periode
ketika konflik dengan orang tua
meningkat. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor:
perubahan biologis pubertas, kognitif, peningkatan idealisme dan
penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas, perubahan
kebijaksanaan pada orang tua.
Status
remaja awal tidak saja sulit ditentukan, bahkan membingungkan. Perlakuan yang
diberikan oleh orang dewasa terhadap remaja awal sering berganti-ganti. Ada
keraguan orang dewasa untuk memberikan tanggung jawab kepada remaja dengan
dalih “mereka masih kanak-kanak.” Namun, pada lain kesempatan si remaja awal
sering mendapat teguran sebagai “orang yang sudah besar” apabila remaja awal
bertingkah laku kekanak-kanakan. Akibatnya, si remaja pun mendapat sumber
kebingungan dan menambah masalahnya.
(4) Otonomi dan
Attachment
Banyak
orang tua mengalami kesulitan dalam
menangani tuntutan remaja akan
otonomi. Walaupun tuntutan ini merupakan
alah satu tanda perkembagnan remaja. Tuntutan remaja
akan otonomi dan tanggung jawab membingungkan dan membuat marah orang
tua. Orang tua menganggap remaja
melepaskan diri dari genggamannya. Orang tua
mungkin frustrasi karena berharap remaja menuruti nasehat mereka dan mau
meluangkan waktu bersama dengan
keluarga.
Kemampuan
remaja untuk meraih otonomi dan
memperoleh kendali atas perilakunya dicapai melalui reaksi-reaksi orang dewasa
yang tepat terhadap keinginan remaja untuk memperoleh kendali.
Attachment
yang kokoh atau keterkaitan dengan orang tua meningkatkan relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga.
(5) Relasi
remaja dengan orang tua
Perubahan-perubahan fisik, kognitif dan sosial dalam perkembangan remaja mempengaruhi
hakikat relasi orang tua-remaja.
Perubahan-perubahan hubungan pengasuhan
yang terjadi juga mempengaruhi
hakekat relasi ini.
(6) Klik dan kelompok
Relasi dengan kelompok teman sebaya
pada masa remaja dapat
dikatagorikan dalam tiga bentuk:
kelompok yaitu kelompok yang
terbesar dan kurang bersifat
pribadi, klik yaitu kelompok
yang lebih kecil, memilki kedekatan yang lebih besar
diantara anggota-anggota,
persahabatan individual. Tekanan untuk
mengikuti teman-teman sebaya
adalah kuat selama
masa remaja.
(7) Berkencan
Berkencan dapat
merupakan suatu bentuk seleksi
pasangan, rekreasi, sumber status dan prestasi, serta suatu
lingkungan untuk belajar tentang
relasi yang akrab. Kebanyakan
remaja melakukan kegiatan ini. Remaja perempuan cenderung lebih tertarik dalam penanjakan keintiman dan
kepribadian dari pada remaja laki-laki.
(8) Masa remaja awal adalah masa yang kritis
Remaja
awal dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan soal
apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya atau tidak. Keadaan remaja
yang dapat menghadapi suatu masalahnya dengan baik, menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya.
0 Response to "Tahap Perkembangan Sosial dan Emosional pada Usia Remaja"
Posting Komentar