Edukasippkn.com
- Sosialisasi dapat berlangsung secara formal maupun informal. Secara formal,
sosialisasi berlangsung secara teratur karena di dalamnya disajikan seperangkat
ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis, serta dilengkapi oleh perangkat
norma yang tegas dan harus dipatuhi. Sosialisasi ini dilakukan secara sadar dan
disengaja, misalnya di sekolah.
Sementara
itu, sosialisasi secara informal dilakukan melalui interaksi pergaulan yang
informal. Sosialisasi ini bersifat tidak sengaja. Proses ini terjadi apabila
seseorang mempelajari pola-pola keterampilan, norma, atau perilaku melalui
pengamatan informal terhadap interaksi orang lain, misalnya berkomunikasi dan
bergaul dengan kelompoknya.
Sosialisasi
dapat dilakukan dengan berbagai pihak yang disebut media sosialisasi. Dilihat
dari siapa yang berperan dalam melakukan sosialisasi, maka sosialisasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.
a.
Sosialisasi
primer, ialah sosialisasi yang paling dasar dan utama, yang berlangsung pada
anak usia 0 sampai 5 tahun. Dalam sosialisasi primer, pihak yang berperan
adalah keluarga.
b.
Sosialisasi
sekunder, terjadi setelah sosialisasi primer. Dalam sosialisasi sekunder pihak
yang berperan adalah di luar keluarga, antara lain sekolah, teman sebaya, dan
media massa.
Keluarga,
sekolah, teman sebaya, dan media massa merupakan media sosialisasi. Media
sosialisasi yaitu orang, kelompok, atau lembaga yang mengajarkan kepada kita
tentang apa yang harus diketahui mengenai semua hal yang diperlukan untuk bisa
hidup dalam masyarakat.
a. Keluarga
Keluarga
adalah agen (wahana) sosialisasi yang pertama dan utama, di mana anak akan
diajarkan cara berhubungan dengan orang tua, saudara-saudara, serta mungkin
sanak kerabatnya. Melalui pendidikan keluarga, anak akan mengenal dunia di
sekitarnya dan pola-pola pergaulan sehari-hari. Layaknya sebuah keluarga yang
harmonis, orang tua akan mencurahkan perhatian dan mendidik anak-anaknya agar memiliki
dasar-dasar pergaulan hidup yang benar melalui penanaman nilai-nilai moral dan
kebajikan. Umumnya perlakuan orang tua yang dapat menunjang sosialisasi adalah
sebagai berikut:
1)
Mengusahakan
agar anak-anaknya selalu dekat dengan orang tuanya.
2)
Memberikan
pengawasan dan pengendalian perilaku anak secara wajar.
3)
Mendidik
anak untuk dapat membedakan perilaku yang benar dan salah.
4)
Memberikan
contoh perilaku yang baik.
5)
Memberikan
perlindungan, baik secara fisik maupun mental.
Apabila
dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang menyimpang, maka anak-anak biasanya
akan mengalami kekecewaan. Timbulnya kekecewaan dipicu oleh hal-hal berikut
ini:
1)
Kesibukan kerja orang tua yang luar biasa, sehingga anak-anaknya tidak
diperhatikan. Faktor ini menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak semakin
renggang dan jauh. Di masa pertumbuhan, seorang anak sangat membutuhkan
perlindungan dan tokoh panutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak jarang
anak-anak akan menyalurkannya pada hal-hal yang bersifat negatif, misalnya
merokok, meminum minuman keras, atau penggunaan narkotika.
2)
Orang tua terlalu memaksakan kehendak, gagasan, serta idenya kepada anak,
sehingga anak merasa tertekan. Akibat dari tindakan ini akan memunculkan sifat pembangkangan
dan perlawanan.
b. Sekolah
Agen
sosialisasi ini merupakan sistem pendidikan formal. Di sekolah, pada umumnya
seorang murid mempelajari hal-hal yang belum dipelajari sebelumnya dalam
keluarga ataupun dalam grup teman sebaya yang menjadi teman bermainnya. Sekolah
mempersiapkan seorang anak untuk menguasai berbagai peranan untuk hidupnya di
masa depan, agar kelak anak tersebut tidak lagi bergantung pada orang tuanya.
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan mengandung berbagai unsur nilai yang mengatur tata
kehidupan dalam masyarakat pendidikan. Aturan-aturan tersebut dibuat sebagai
patokan bagi siswa, guru, pegawai tata usaha, pesuruh sekolah, penjaga sekolah
untuk mengatur semua tata kehidupan sekolah agar sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Apabila
ada salah satu unsur yang salah, misalnya kamu terlambat datang ke sekolah
karena kesiangan, maka kamu akan diberi peringatan oleh guru untuk tidak
mengulanginya lagi. Norma-norma dan nilai-nilai yang ada di sekolah bagi sebagian
di antara kamu mungkin dirasakan sangat ketat. Namun sebagian lain tidak,
karena sudah terbiasa dengan aturan yang diberlakukan dalam keluarga dan teman sepermainan.
Aturan
yang ada di sekolah bukan untuk ditakuti, tetapi untuk ditaati. Dengan aturan
tersebut, suasana belajar dan berkawan akan semakin nyaman karena masing-masing
mengetahui batas-batasnya tersendiri.
c. Kelompok (Teman
Sebaya)
Kelompok
atau grup merupakan agen sosialisasi lainnya selain yang telah disebutkan di
atas. Dalam kelompok, kamu akan belajar memahami peran dan kedudukan orang lain.
Pada masa kanak-kanak, seorang anak akan bergaul dengan teman sepermainannya.
Pada masa ini, pengaruh kelompok tidak akan begitu tampak, walaupun pada masa
itu seorang anak sudah memiliki teman di luar keluarganya. Sahabatnya mungkin
anak tetangga, teman satu kompleks, teman satu desa, atau teman satu kelas.
Bentuk
Saat anak ketiganya Whitley didiagnosis bisu, tuli, dan autis, Cheri L.
Florence menolak dan terus mengingkarinya. Sebagai ahli terapi, dengan dibantu
dua kakak Whitley yang masih berusia belia, mereka berjuang mendidik Whitley.
Kasih sayang dan kerja keras mereka berbuah manis. Whitley kini tumbuh menjadi
anak remaja mandiri, pelajar SMA tingkat akhir yang bersiap memasuki dunia perguruan
tinggi. sosialisasinya mungkin hanya berdasarkan pada kesamaan minat serta
kesukaan yang sama-sama dimiliki oleh setiap anggota.
Sosialisasi
dalam kelompok sangat berbeda dengan sosialisasi dalam keluarga. Dalam
keluarga, sosialisasi berlangsung tidak sederajat. Dalam arti kamu bisa
bersosialisasi dengan semua anggota keluarga misalnya ayah, ibu, adik, nenek,
kakek, paman, dan bibi. Tetapi dalam kelompok, sosialisasi berlangsung dalam
kelas sederajat, karena kamu memiliki usia yang sama.
d. Media Massa
Salah
satu agen sosialisasi yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada anak dan
orang dewasa adalah media massa. Jenis media massa terdiri dari media cetak
(surat kabar dan majalah) dan media elektronik (televisi, radio, compact disc,
film, dan kaset). Jenis-jenis media ini merupakan alat penyebar informasi yang
sangat cepat dan efektif, karena dapat menjangkau masyarakat luas pada berbagai
kalangan dari kota hingga ke pelosok daerah.
Media
massa menyajikan berbagai berita dan cerita yang secara langsung diidentifikasi
dan akan berpengaruh pada perilaku kehidupan masyarakat. Salah satu jenis media
massa yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah televisi. Salah satu acara yang mungkin banyak kamu
tonton adalah film kartun, misalnya Dragon Ball, Detective Conan, atau TinTin.
Disadari atau tidak, ketiga film kartun tersebut akan memengaruhi perilakumu.
Contohnya, kamu akan mengoleksi semua pernak-pernik yang berhubungan dengan
tokoh-tokoh yang ada dalam film kartun tersebut, atau bahkan memakai kostum
seperti tokoh idolamu.
Acara-acara
yang disuguhkan oleh stasiun televisi sudah sangat beragam; dari acara
pendidikan, hiburan, sampai pada
acara
tindak kriminal, yang keseluruhannya akan berpengaruh pada tindakan masyarakat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa stasiun televisi menyarankan
agar anak selalu didampingi oleh orang tua dalam menonton acara televisi. Hal
ini untuk memberikan pengertian kepada anak mengenai acara yang disajikan,
supaya anak dapat mengerti maksud isi acara tersebut.
0 Response to "Macam-macam Jenis Media Sosialisasi"
Posting Komentar