Istilah
demokrasi (democracy) berasal dari
penggalan kata bahasa Yunani yakni demos dan kratos/cratein. Demos berarti
rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan
rakyat. Salah satu pendapat terkenal dikemukakan oleh Abraham Lincoln di tahun
1863 yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat (government of the people, by the people and for the people).
Lalu
apa itu demokrasi? Demokrasi sebagai konsep sesungguhnya memiliki banyak
pengertian dari berbagai sudut pandang atau perspektif. Berbagai pendapat para
ahli banyak mengupas perihal demokrasi. Contoh yang dikemukakan oleh Abraham
Lincoln di atas, hanyalah salah satu contoh pengartian demokrasi. Robert Dahl
sampai pada pernyataan bahwa “ there is
no democratic theory, there are only democratic theories”.
Bahkan
Harold Laski mengutarakan bahwa demokrasi tidak dapat diberi batasan, kerena
rentang sejarahnya yang amat panjang dan telah berevolusi sebagai konsep yang
menentukan (Hendra Nurtjahjo, 2006: 71).
Berdasar
banyak literatur yang ada, diyakini demokrasi berasal dari pengalaman bernegara
orang –orang Yunani Kuno, tepatnya di negara kota (polis) Athena pada sekitar
tahun 500 SM. Yunani sendiri pada waktu itu terdiri dari beberapa negara kota
(polis) seperti Athena, Makedonia dan Sparta. Pada tahun 508 SM seorang warga
Athena yaitu Kleistenes mengadakan beberapa pembaharuan pemerintahan negara
kota Athena (Magnis Suseno, 1997:100).
Kleistenes
membagi para warga Yunani yang pada waktu itu berjumlah sekitar 300.000 jiwa
kedalam beberapa “suku”, masing-masing terdiri atas beberapa demes dan demes
mengirim wakilnya ke dalam Majelis 500 orang wakil. Keanggotaan majelis 500 itu
dibatas satu tahun dan seseorang dibatasi hanya dua kali selama hidupnya untuk
dapat menjadi anggota. Majelis 500 mengambil keputusan mengenai semua masalah
yang menyangkut kehidupan kota Athena.
Bentuk
pemerintahan baru ini disebut demokratia. Istilah demokratia sendiri
dikemukakan oleh sejarawan Herodotus (490-420 SM) untuk menyebut sistem
kenegaraan hasil pembeharuan Kleistenes tersebut. Sistem demokratia Athena
akhirnya diambil alih oleh banyak polis lain di Yunani. Demokrasi di Athena ini
bertahan sampai dihancurkan oleh Iskandar Agung dari Romawi pada tahun 322 SM.
Sejak saat itu demokrasi Yunani dianggap hilang dari muka bumi.
Selanjutnya
Eropa memasuki abad kegelapan (Dark Age). Gagasan demokrasi mulai berkembang
lagi di Eropa terutama setelah kemunculan konsep nation state pada abad 17.
Gagasan ini disemai oleh pemikir-pemikir seperti Thomas Hobbes (1588-1679),
John Locke (16321704), Montesqiueu (1689-1755), dan JJ Rousseau (1712-1778),
yang mendorong berkembangnya demokrasi dan konstitusionalisme di Eropa dan
Amerika Utara (Aidul Fitriciada Azhari, 2005: 2).
Pada
kurun waktu itu berkembang ide sekulerisasi dan kedaulatan rakyat. Berdasar
sejarah singkat tersebut, kita bisa mengetahui adanya demokrasi yang berkembang
di Yunani yang disebut demokrasi kuno dan demokrasi yang berkembang selanjutnya
di Eropa Barat yang dikenal sebagai demokrasi modern.
0 Response to "Pengertian dan Konsep Dasar Demokrasi "
Posting Komentar