Integrasi
nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horisontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan
dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite
dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat.
Jadi
integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani
perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional dalam
dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik.
Sedangkan
dimensi horisontal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya
mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan
agama, perbedaan budaya, dan pernedaan-perbedaan lainnya.
Jadi
integrasi horisontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjembatani
perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi ini
biasa disebut dengan integrasi teritorial.
Pengertian
integrasi nasional mecakup baik dimensi vertikal maupun dimensi horisontal.
Dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan
antara pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.
Dalam
upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang
dari keduanya. Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan
pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan
geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang ada adalah berupa
celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang pendidikan
kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan
tradisional. Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul
ke permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan
kesan bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal lebih menonjol daripada
dimensi vertikalnya. (Sjamsuddin, 1989: 11).
Tantangan
integrasi nasional tersebut lebih menonjol ke permukaan setelah memasuki era
reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal sering terjadi
bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat. Kebebasan yang
digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah
banyak disalahgunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak
seenaknya sendiri, tindakan mana kemudian memunculkan adanya gesekan-gesekan
antar
kelompok
dalam masyarakat dan memicu terjadinya konflik atau kerusuhan antar kelompok.
Bersamaan
dengan itu demontrasi menentang kebijakan pemerintah juga banyak terjadi,
bahkan seringkali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-tindakan anarkhis.
Keinginan
yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan
pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan
masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan warga masyarakat
melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrasi dalam arti
vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang
tidak/kurang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan
sebagian besar warga masyarakat terhadap kebijakan pemerintah menggambarkan
kurang adanya integrasi vertikal. Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang
dapat melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi setidaktidaknya
kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian
besar warga masyarakat.
Sedangkan
jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam
masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompokkelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu
sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal. Kita juga
tidak dapat mengharapkan terwujudnya integrasi horisontal ini dalam arti yang
sepenuhnya.
Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan nasional.
Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian tujuan nasional.
0 Response to "Pengertian Integrasi Vertikal dan Integrasi Horisontal Dalam Dimensi Integrasi Nasional"
Posting Komentar