Masoed dan MacAndrews (1986: 42) menyatakan bahwa ada
tiga model budaya politik sebagai berikut:
a.
Sistem demokratis industrial
Dalam sistem ini jumlah partisipan mencapai 40-60% dari
penduduk dewasa. Mereka terdiri atas para aktivis politik dan para peminat
politik yang kritis mendiskusikan masalah-masalah kemasyarakatan dan pemerintahan.
Selain itu, mereka adalah kelompok-kelompok pendesak yang mengusulkan kebijakan-kebijakan
baru untuk melindungi kepentingan khusus mereka.
Sementara itu, jumlah Para aktivis sosial seperti lembaga ISAC termasuk partisipan dalam sistem demokratis industrial. yang berbudaya politik subjek kurang lebih 30%, sedangkan parokial kira-kira 10%.
Sementara itu, jumlah Para aktivis sosial seperti lembaga ISAC termasuk partisipan dalam sistem demokratis industrial. yang berbudaya politik subjek kurang lebih 30%, sedangkan parokial kira-kira 10%.
b.
Sistem politik otoriter
Dalam sistem ini sebagian besar rakyat hanya menjadi
subjek yang pasif. Mereka mengakui pemerintah dan tunduk pada hukumnya, tetapi
tidak melibatkan diri dalam urusan pemerintahan. Sebagian kecil rakyat lainnya berbudaya
politik partisipan dan parokial. Kelompok partisipan berasal dari mahasiswa dan
kaum intelektual, pengusaha, dan tuan tanah.
Mereka menentang dan bahkan memprotes sistem politik yang ada. Sementara, kaum parokial yang sedikit sekali kontaknya terhadap sistem politik terdiri dari para petani dan buruh tani yang hidup dan bekerja di perkebunan-perkebunan.
Mereka menentang dan bahkan memprotes sistem politik yang ada. Sementara, kaum parokial yang sedikit sekali kontaknya terhadap sistem politik terdiri dari para petani dan buruh tani yang hidup dan bekerja di perkebunan-perkebunan.
c.
Sistem demokratis pra-industrial
Dalam sistem ini, sebagian besar warga negaranya
menganut budaya politik parokial. Mereka hidup di pedesaan dan buta huruf. Pengetahuan
dan keterlibatan mereka dalam kehidupan politik sangat kecil. Sementara itu, kelompok
partisipan sangat sedikit jumlahnya, biasanya berasal dari kaum terpelajar,
usahawan, dan tuan tanah. Demikian pula proporsi jumlah pendukung budaya
politik subjek juga relatif kecil.
0 Response to "3 Jenis / Model Budaya Politik"
Posting Komentar